SURVEI BATIMETRI DI AREA VOID PIT DENGAN MENGGUNAKAN WAHANA TELEDYNE ODOM SINGLEBEAM ECHOSOUNDER SINGLE FREQUENCY
Abstract
Teknik pengambilan data topografi permukaan di bawah air yang saat ini sedang berkembang, salah satunya menggunakan metode survei batimetri. Survei batimetri bertujuan untuk menggambarkan topografi di bawah air melalui pengukuran kedalaman dasar air sepanjang area yang ditentukan. Alat yang digunakan dalam survei batimetri dapat berupa singlebeam echosounder (SBES) atau multibeam echosounder (MBES) dengan single atau dual frekuensi. Kegiatan survei batimetri menggunakan wahana teledyne odom singlebeam echosounder ini juga tidak luput dari industri pertambangan, khususnya tambang batu bara yang saat ini mulai popular menggunakan salah satu teknologi yang modern ini. Salah satu jenis wahana yang digunakan PT Arutmin Indonesia adalah teledyne odom singlebeam echosounder single frequency. Kegiatan survei batimetri menggunakan wahana ini, pada dasar prinsipnya adalah dengan memancarkan gelombang akustik ke dasar permukaan di bawah air dalam hal ini void pit, kemudian gelombang akustik dipantulkan kembali yang akan diterima oleh tranducer (alat pemancar dan penerima gelombang akustik). Waktu dari pemancaran gelombang akustik sampai gelombang akustik ditangkap kembali oleh tranducer digunakan oleh echosounder untuk menentukan kedalaman. Kegiatan survei batimetri yang dilakukan PT Arutmin Indonesia ini dilakukan di area void pit yang tergenang air dan bertujuan untuk menentukan dan menggambarkan topografi permukaan lumpur. Dalam penggunaannya, kapal survei batimetri yang menggunakan wahana teledyne odom singlebeam echosounder single frequency harus dilengkapi dengan GPS, antenna GPS, transducer (alat pemancar dan penerima gelombang akustik), dan komputer. Antena GPS digunakan untuk mendapatkan posisi dan echosounder akan menampilkan data hasil processing tangkapan sinyal akustik dan posisi dari GPS. Komputer digunakan untuk mengoperasikan dan mengintegrasikan alat-alat tersebut. Setelah semua alat-alat selesai diinstalasi di kapal, kapal akan bergerak di sepanjang area tertentu/jalur yang sudah ditentukan yang nantinya akan dipetakan topografinya. Dengan demikian, kedalaman dasar void pit akan terekam di setiap titiknya berdasarkan posisi GPS. Dengan menggabungkan data kedalaman dan posisi, makan akan diperoleh data topografi dasar void pit.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Poerbandono, Djunarsjah, Eka. 2005. Survei Hidrografi. Bandung: PT Refika Aditama.
Article Metrics
Abstract view : 846 timesPDF - 2256 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.