OPTIMALISASI PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MENGAWAL REPUTASI INDUSTRI PERTAMBANGAN
Abstract
Industri pertambangan, khususnya batu bara selalu disorot sebagai industri yang merusak lingkungan. Implementasi good mining practice oleh sejumlah industri tambang terlihat belum mampu mengubah opini tersebut. Bahkan kontribusi industri ini terhadap negara dalam bentuk pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), masih belum bisa mendorong publik melihat tambang secara berimbang. Banyaknya program CSR dengan pendanaan besar, juga belum mampu menutup opini negatif yang kerap muncul dalam sejumlah pemberitaan.
Opini negatif publik terhadap kehadiran tambang, berdampak signifikan terhadap reputasi industri ini. Padahal reputasi sebagai intangible asset, memiliki arti penting bagi sebuah korporasi. Reputasi akan berimbas pada perolehan ijin sosial untuk beroperasi. Lantas bagaimana upaya industri pertambangan menjaga reputasinya? Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan optimalisasi peran public relations (PR). Di era komunikasi saat ini, dimana informasi begitu cepat tersebar, PR menjadi bagian penting dalam pembentukan reputasi korporasi. Industri tambang sebagai industri yang sangat rentan dengan issu negatif, sudah seharusnya mengoptimalkan peran PR. PR tidak bisa ditempatkan hanya sebagai bayang-bayang operation, yang tertera dalam struktur korporasi hanya sebagai pelengkap saja.
Paper ini tidak dimaksudkan untuk menguji pengaruh satu variable terhadap variable lain. Dalam paper ini dipaparkan alternatif komunikasi dan penanganan opini publik di industri pertambangan, melalui peran PR. Metode penelitian yang dipilih adalah kualitatif deskriptif. Pemaparan didasarkan pada studi kasus penerapan PR di PT Kaltim Prima Coal (KPC).Ada dua alternatif yang dipaparkan dalam paper ini. Petama, penerapan communication plan dalam bentuk program preventif dan kuratif. Kedua, penerapan model PR berbasis karyawan sebagai agen PR. Tulisan ini juga dimaksudkan untuk melihat dampak langkah PR terhadap pemberitaan media dan kelancaran operasi tambang. Dengan langkah ini diharapkan pemberitaan tentang tambang lebih berimbang, sehingga reputasi industri pertambangan lebih baik di masa mendatang.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Austin, L. & Jin, Y. (2017). Social media and crisis communication. New York, Amerika: Routledge ESDM. (2019). Capaian Kinerja Minerba 2018: Akselerasi Perizinan Clean and Clear, PNBP Lebihi
Target, data diperoleh melalui situs internet https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip- berita/capaian-kinerja-minerba-2018-akselerasi-perizinan-clean-and-clear-pnbp-lebihi-target- divestasi-freeport-tuntas, diunduh tgl 5 September 2019
Ferrance, E. (2000). Action Research. New York: Brown University
Griffin, A. (2014). Crisis, issues and reputation managemen. UK: British Library Cataloguing-in- Publication Data
Harrison, Kim. (2011). Strategic Public Relations: A Practical guide to succes. Sydney: Palgrave Macmillan
Meyer, J. (2000). Qualitative research in health care Using qualitative methods in health related action research. Diperoleh dari https://www.researchgate.net/publication/12679212_Qualitative_research_in_health_care_using_qu alitative_methods_in_health_related_Action_Research
Miles, M. B., Huberman, A. B., & Saldana, J. (2014). Qualitative data analysis a methods sourcebook (3rd ed.). California, USA: Sage.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Ndlela, M. N. (2019). Crisis Communication A Stakeholder Approach. Switzerland: Library Congress Tench, R. & Yeomans, L. (2017). Exploring public relations global strategic communication. Edenburg,
UK: Pearson Educated Limited.
Walaski, P. (2011). Risk and crisis communications : methods and messages. London, UK: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.
Article Metrics
Abstract view : 275 timesPDF - 561 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.