ANALISIS BEBAN KERJA DAN KELELAHAN KERJA (FATIGUE) DENGAN ALAT L77 LAKASSIDAYA PADA OPERATOR DUMP TRUCK DI PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK KABUPATEN TUBAN, JAWA TIMUR

David Yerli Irfandi, Wawong Dwi Ratminah, Eddy Winarno, Dyah Probowati, asywir Thaib Siri

Abstract


Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan masalah penting dalam setiap proses industri. Termasuk dalam industri pertambangan yang tentu tidak terlepas dari kecelakaan kerja. Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan adalah fatigue. Menurut Wignjosoebroto (2008, p.283), kelelahan kerja merupakan suatu kelompok gejala yang berhubungan dengan adanya penurunan efesiensi kerja, keterampilan serta peningkatan kecemasan atau kebosanan. Fatigue merupakan masalah yang serius bagi industri pertambangan, tidak terkecuali di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. yang memberlakukan sistem kerja 24 jam. Selama kurun waktu dari tahun 2015-2021 terjadi 14 kasus kecelakaan yang disebabkan oleh kelelahan kerja. Ini menjadi masalah yang serius sehingga perlu di analisis penyebab dan upaya perbaikannya. Penelitian ini dilakukan secara survey analitik dengan desain crossectional pada 48 responden. Setiap responden diukur tingkat beban kerja dan kelelahan kerja di saat jam-jam kritis yaitu di shift malam. Beban kerja fisik diukur dengan jumlah denyut nadi dan konsumsi oksigen dan kelelahan kerja akut diukur dengan alat Reaction Timer Lakasidaya L 77 dan untuk kelelahan kerja kronis diukur dengan Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) Jepang yang terdiri dari 30 pertanyaan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis bivariat dengan uji Spearman untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil dari analisis didaptkan identifikasi beban kerja fisik berdasarkan denyut nadi dan konsumsi oksigen menunjukan bahwa dari 48 operator dump truck semuanya tergolong kategori beban kerja fisik ringan (100%). Identifikasi kelelahan kerja kronis menggunakan Subjective Self Rating Test diperoleh bahwa dari 48 operator dump truck yang mengalami kelelahan kerja rendah sebanyak 1 orang (2%), dan operator dump truck yang mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 47 orang (98%). Identifikasi kelelahan kerja akut menggunakan alat reaction timer L77 Lakassidaya diperoleh bahwa dari 48 operator dump truck yang tidak mengalami kelelahan (normal) sebanyak 14 orang (29%), operator dump truck yang mengalami kelelahan ringan sebanyak 29 orang (61%), operator dump truck yang mengalami kelelahan sedang sebanyak 3 orang (6%) dan operator dump truck yang mengalami kelelahan berat sebanyak 2 orang (4%). Hasil uji Spearman untuk beban kerja fisik dengan kelelahan kerja mempunyai nilai p=0,143, untuk usia dengan kelelahan kerja p=0,003 dan untuk masa kerja dengan kelelahan kerja mempunyai nilai p=0,001. Kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan antara beban kerja fisik dengan kelelahan kerja dan terdapat hubungan antara usia dan masa kerja dengan kelelahan kerja.

Keywords


Kelelahan Kerja, L77 Lakassidaya, Beban Kerja Fisik

Full Text:

PDF

References


Astuti, F. W., Ekawati., Wahyuni, I. (2017): Hubungan Antara Faktor Individu, Beban Kerja dan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Perawat di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 166 – 169.

Baker, W.J. and Theologus, G.C. (1972): Effects of caffeine on visual monitoring, Journal of Applied Psychology, 56, 422–7

Christensen, E.H. (1991): Physiologi of Work dalam Parmeggiani, L. Ed. Encyclopaedia of Occupational Health and Safety, Third (revised) edt. ILO, Geneva: 1698 - 1700.

Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K 30 MEM. (2018) “Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum”. Jakarta

Madani, R. M. (2021) Hubungan Waktu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja Fisik Dengan Keluhan Kelelahan Kerja (Studi Pada Pekerja Airport Operation Land Side and Terminal Unit di PT Angkasa Pura I Yogyakarta International Airport), Universitas Airlangga, 29, 35, 42, dan 77 -78.

Manuba, A. (2000): Ergonomi, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja, dalam Wignyosoebroto, S. & Wiratno, S.E., eds. Proceedings Seminar Nasional Ergonomi, PT.Guna Widya, Surabaya. 1 - 4.

Maurits, L.S.K. (2002): Pengoperasian Alat Pemeriksa Waktu Reaksi/Reaction Timer L77 Lakassidaya, Yogyakarta. 90-91.

Putro, W. W. and Sari, S. I. K. (2018): Ergonomi untuk Pemula: (Prinsip Dasar & Aplikasinya). Universitas Brawijaya Press, 78 - 80

Ramdhani. (2013): Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Fatigue, Semarang, 32 - 34

Sari, T. N. dan Febriyanto K. (2019): Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Petugas Pemadam Kebakaran Di Kota Samarinda, Borneo Student Riset, 299

Suma’mur, P. K. (2013): Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja, PT. Sagung Seto, Jakarta, 82 - 92.

Sunaryo, E. (2012): Kajian Teknis Pelaksanaan Dispatch Fatigue Manajemen System PT. KPC, Yogyakarta, 13-15.

Tarwaka, dkk. (2004): Ergonomi Untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Produktivitas, UNIBA Press, Surakarta, 92 – 113.

Wignjosoebroto S. (2008): Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Guna Widya, 283.


Article Metrics

Abstract view : 1011 times
PDF - 1618 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.