PEMANTAUAN PERGERAKAN LERENG DAN PENENTUAN NILAI FAKTOR KEAMANAN PADA TAMBANG BATUBARA TERBUKA (STUDI KASUS: PT HASNUR RIUNG SINERGI JOBSITE ANTANG GUNUNG MERATUS)
Abstract
Kestabilan lereng menjadi aspek krusial dalam industri penambangan batubara karena dapat memicu terjadinya longsoran yang sangat berbahaya bagi keselamatan pekerja. Pemantauan (monitoring) kestabilan lereng merupakan faktor penting dalam menjamin keamanan dan kelancaran operasi penambangan. Setiap lokasi tersebut harus aman agar penambangan dapat berjalan dengan lancar.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Data-data yang digunakan terdiri atas data primer yang diperoleh dari monitoring lereng menggunakan Total Station berupa koordinat Easting, Northing dan Elevasi dan data sekunder berupa data geometri lereng dan karakteristik material lereng. Tujuan penelitian yaitu mengetahui cara pengambilan data pemantauan pergerakan lereng menggunakan total station, hasil pemantauan (monitoring) pergerakan lereng dan nilai faktor keamanan lereng. Penelitian ini dilakukan di lereng pit highwall PT Hasnur Riung Sinergi jobsite Antang Gunung Meratus yang berlokasi di kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Berdasarkan hasil pemantauan pergerakan lereng yang dilakukan selama 21 hari menggunakan Total Station, terjadi pergerakan secara vertikal dengan rata – rata 5,72 mm. Hasil rata-rata pergerakan lereng berstatus siaga karena berada di atas ambang batas 5 cm/hari. Tetapi pada tanggal 11 November terjadi pergerakan sebesar 14,85 cm dengan kategori status berbahaya. Hasil analisis lereng menggunakan program slide 6.0 dengan metode bishop diperoleh nilai faktor keamanan sebesar 1,552, artinya lereng tersebut dikategorikan aman sesuai dengan peraturan KEPMEN 1827 K/30/MEM/2018. Pada kategori status berbahaya, pihak perusahaan sudah melakukan penanganan berupa pengubahan geometri lereng menggunakan excavator PC 200 dalam kegiatan General Slopping. Hasil dari analisis ini berdampak positif terhadap personil dan peralatan yang bekerja disekitar area titik pemantauan, dikarenakan dapat memberikan status pada lereng tersebut. Saran untuk kedepannya bagi perusahaan dapat melakukan pemeriksaan area sekitar titik pemantauan sebelum dilakukannya pemasangan titik pemantauan, periksa apakah ada faktor-faktor yang dapat menyebabkan lereng tidak stabil.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arif, I, (2016) Geoteknik Tambang Mewujudkan Produksi Tambang Yang Berkelanjutan dengan Menjaga kestabilan Lereng, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Firmansyah, Y. C., Syaumi, D. Y., & Hakim,
L. (2022). Analisis Resiko Keruntuhan Lereng Menggunakan Discontinuity Mapping-Remote Sensing Dan Analisis Kinematik Di Pit C2Hs, Sambarata Mine Operation, Pt Berau Coal. Indonesian Mining Professionals Journal, 4(2), 135–144.
https://doi.org/10.36986/impj.v4i2.81. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral No. 1827/K/MEM/2018,
tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik.
Ringkasan Hasil Studi Tim Revisi Peta Gempa Indonesia 2010, data diperoleh melalui situs internet : Draft peraturan gempa (slideshare.net), diakses pada tanggal 6 Juli 2023.
Steven, dkk, 2020, Manajemen Risiko Kegagalan Lereng Pada Tambang Emas Menggunakan Teknologi Slope Stability Radar. Prosiding TPT XXIX PERHAPI, hal 85-94.
Supandi, 2011, Pengamatan Kestabilan Lereng Tambang Menggunakan Slope Stability Radar (SSR). Jurnal Teknologi Technoscientia, Vol. 4 No.1, Hal 94-
Triyanto, R., & Khoirunisa, N. (2019). Analisis pergerakan lereng pada tambang batubara menggunakan metode numerical modeling. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 15(2), 137-147.
Article Metrics
Abstract view : 45 timesPDF - 46 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.