PENGUJIAN PROPERTIES LIMBAH TAILING KERING PADAT UNTUK PEMANFAATAN MATERIAL STABILISASI TANGGUL
Abstract
Hasil ekstraksi ore menjadi emas pada kegiatan pengolahan emas PT.Antam Tbk. - UBPE Pongkor, menghasilkan limbah hasil olahan berupa tailing yang dibuang ke TSF dalam bentuk slurry (20%solid) kemudian diendapkan di beberapa kompartemen tampungan sebelum masuk ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Tailing yang mengendap kemudian dikeruk dengan alat berat menuju area penimbusan akhir dengan kondisi Tailing 60% solid. Semakin banyak tailing yang dihasilkan, maka semakin banyak juga upaya yang harus dilakukan untuk menyediakan tampungan tailing. Secara visual, tailing kering berbentuk seperti pasir, yang saat dalam kondisi padat memiliki daya dukung yang sangat baik untuk menahan beban diatasnya. Hal tersebut dibuktikan adanya dump truck dengan beban puluhan ton melintas diatas tailing kering padat sebagai pijakan tumpuannya tanpa mengalami failure. Dari kasus tersebut tailing kering dapat memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai material konstruksi tanggul, mengingat kemampuan daya dukungnya yang cukup baik saat dalam kondisi kering padat. Sehingga perlu dilakukan pengujian properties material tailing meliputi nilai kepadatan maksimumnya (ɣd), berat jenis (BJ), nilai sudut geser dalam (ϕ), dan nilai kohesi (c).
Pengujian properties material tailing dilakukan dengan mengambil sampel terganggu (disturb) pada tailing dalam kondisi kering (±75%solid). Kemudian membuat sample remoulded dari tailing kering dan diperoleh nilai kepadatan tanah maksimumnya. Dari nilai kepadatan maksimum tersebut, dilakukan pengujian geser langsung untuk mengetahui nilai sudut geser dalam dan nilai kohesinya. Selain itu juga dilakukan uji piknometer untuk menghitung densitas tailing. Dari hasil parameter pengujian tersebut, kemudian dibandingkan dengan parameter timbunan tanah merah yang biasa digunakan sebagai material konstruksi tanggul dam dengan tujuan mensubstitusi material tanah merah dengan tailing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan maksimum tailing mencapai angka 1.65 gr/cm3, dengan kadar air optimum 15.2%, kohesi 10kPa, sudut geser internal 41o dan koefisien permeabilitas 2.19x10-4cm/dt. Jika dibandingkan dengan properties material tanah merah yang biasa digunakan, memiliki kepadatan maksimum sebesar 1.68gr/cm3, Kohesi 11.5kPa, Sudut geser internal 29o, dan koefisien permeabilitas sebesar 7.7 x 10-6cm/dt yang berarti nilai properties material tailing dan tanah relatif tidak berbeda jauh sehingga dapat dilakukan rekayasa engineering untuk memanfaatkan material tailing sebagai material konstruksi atau sebagai material stabilitas tanggul yang ada di area TSF.
Kata Kunci : Tailing, pemanfaatan limbah, material konstruksi
ABSTRACT
Ore extraction into gold at the gold processing activities of PT.Antam Tbk. - UBPE Pongkor, produces processed waste in the form of tailings which is discharged into TSF in the form of slurry (20% solid) and then deposited in several storage compartments before entering the WastewaterTreatment Plant (IPAL). The deposited tailings are dredged with heavy equipment to the final landfill area with the condition of the tailings 60% solid. The more tailing produced, the more effort must be made to provide tailings storage. Visually, the dry tailings are shaped like sand, when it dense conditions has a very good capacity to distributing load. This case proof by the existence of dump trucks with tens of tons of load passing over the solid dry tailings as a foothold without failure. From these cases, dry tailings can be used as material for embankment construction, given their relatively good carrying capacity when in dense dry conditions. So that it is necessary to test the material properties of the tailings including its maximum density value (ɣd), specific gravity (BJ), deep shear angle value (ϕ), and cohesion value (c). Testing the material properties of tailings is done by taking disturbed samples of the tailings in dry conditions (±75% solid). Then make a remoulded sample from dry tailings and get the maximum soil density value. From the maximum density value, then direct shear testing is performed to determine the value of the deep shear angle and its cohesion value. A pycnometer test was also conducted to calculate the tailing density. From the results of the test parameters, then compared with the parameters of the red soil heap which is commonly used as a dam construction material with the aim of substituting red soil material with tailings. The results showed that the maximum density of tailings reached 1.65 gr / cm3, with an optimum moisture content of 15.2%, cohesion of 10kPa, internal shear angle of 41o and permeability coefficient of 2.19x10-4cm / s. When compared with the properties of the commonly used red soil material, it has a maximum density of 1.68gr / cm3, Cohesion of 11.5kPa, an internal shear angle of 29o, and a permeability coefficient of 7.7 x 10-6cm / second which means the value of the material properties of the tailings and the soil is relatively not differ greatly so that engineering design can be carried out to utilize tailings as construction material or as a dike stability material in the TSF area.
Keywords : Tailing, Tailing Utilization, Construction Material
Full Text:
PDFReferences
Cindarto. (2018). Laporan Tri Wulan Pemantauan Bendungan TSF. Bandung: PT CND. Das, B. M. (2011). Principles of Foundation Engineering. Washington: Global Engineering.
Das, B. M. (2014). Advanced Soil Mechanics. 6000 Broken Sound Parkway NW, Suite 300: CRC Press.
Hardiyatmo, H. C. (2017). Mekanika Tanah II. Yogyakarta: UGM Press.
Article Metrics
Abstract view : 813 timesPDF - 270 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.