SISTEM VERTICAL DIGGING, BENCHES ATAU KOMBINASI? MANAKAH YANG DAPAT MEMBERIKAN TINGKAT KEBERHASILAN PALING TINGGI DALAM AKTIVITAS PENAMBANGAN KAPAL KERUK?

Rizki Syafrullah, Gerry Giga Parulian, Gilang Gunawan

Abstract


ABSTRAK

 

Metode penambangan dengan kapal keruk (dredging) termasuk ke dalam metode penambangan tambang terbuka aquaeous, karena mekanismenya yang mirip dengan penambangan pada tambang terbuka, hanya saja kegiatan penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air dengan alat penggalian berupa ember (bucket). PT. Timah Tbk sebagai salah satu perusahaan tambang yang memiliki ratusan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi untuk komoditas timah dan sebagai satu-satunya perusahaan yang memiliki beberapa unit kapal keruk, menggunakan armadanya dalam kegiatan penambangan endapan timah alluvial lepas pantai (offshore) di perairan Pulau Bangka dan Kepulauan Riau. Terdapat tiga jenis sistem penggalian pada operasional kapal keruk, yaitu sistem vertical digging, sistem benches dan sistem kombinasi. Sistem penggalian yang digunakan  dapat mempengaruhi keberhasilan aktivitas penambangan pada kapal keruk yang dinilai berdasarkan  parameter yaitu nilai Laju Pemindahan Tanah (LPT) dan kemiringan lereng (slope) yang dibentuk oleh proses penggalian. Analisis sistem penggalian bertujuan untuk melihat sistem penggalian manakah yang paling tepat untuk diterapkan pada kapal keruk sesuai dengan lokasi kerjanya. Data yang digunakan dalam analisis sistem penggalian merupakan data yang diperoleh langsung selama proses penggalian Kapal Keruk 21 Singkep 1 pada lokasi kerja Bulan Mei 2019. Data tersebut terdiri dari: nilai penekanan ladder, kecepatan naik turun ladder dan kecepatan tarik kawat. Kemudian pengolahan data dilakukan sehingga didapat nilai Laju Pemindahan Tanah (LPT) dan kemiringan lereng (slope) yang terbentuk dari proses penggalian menggunakan ketiga sistem penggalian yang ada. Analisis data dilakukan sehingga didapat poin-poin yang berkenaan dengan  kelebihan dan kekurangan masing-masing sistem penggalian. Berdasarkan perbandingan tersebut maka dapat ditentukan sistem penggalian yang paling tepat untuk diterapkan pada Kapal Keruk 21 Singkep 1 sesuai dengan lokasi kerjanya adalah sistem penggalian kombinasi yang memiliki tingkat keberhasilan aktivitas penambangan tertinggi dengan nilai Laju Pemindahan Tanah (LPT) ) yang dapat mancapai target senilai 592,78 m3/jam  dan kemiringan lereng (slope) akhir 45,83˚ yang sesuai dengan standar keamanan penambangan.

 

Kata Kunci:  Kapal Keruk, Sistem Penggalian, Laju Pemindahan Tanah, Kemiringan Lereng,

 

 

ABSTRACT

 

Mining using a dredger is an example of an aqueous open surface mining method. Due to its similarities of mining mechanism to a conventional open surface mining method, the difference being only the digging is carried out below the sea level (underwater) using a series of buckets. PT. Timah Tbk is a mining company that holds hundreds of mining concessions (Izin Usaha Pertambangan / IUP) for tin commodity and is the only company that owns several units of dredger, utilizing their fleet for mining operation of off-shore alluvial tin deposit in the waters of Bangka Island and Riau Archipelago. There are three known digging systems of dredger: vertical digging, benches and combination. These digging systems can affect the success of a dredger’s mining operation, which is assessed by following parameters: rate of material removal (Laju Pemindahan Tanah / LPT) and the inclination of slope formed by digging activities. The objective of this analysis on digging system is to find out which system should be applied depending on the dredger’s operational location. This analysis processes primary data obtained from digging activity of Kapal Keruk (dredger) 21 – Singkep 1 in May of 2019. The data consists of: ladder pressure, rate of ladder movement and pulling rate of wire. Thereafter, processing of data results in the value of rate of material removal and the slope inclination. Further analysis will disclose the benefits and also the shortcomings of each digging system. Based on acquired and processed data, the digging system that gives the highest rate of success of Kapal Keruk 21 – Singkep 1, which reflected on its rate of material removal of 592.78 m3/hour and final slope inclination of 45.83° (conform to the mining safety standard), is the combination system.

 

Keywords: Dredger, Digging System, Rate of Material Removal, Slope Inclination


Full Text:

PDF

References


Anonim, (2005). Standar Operasi Pencucian KK.. Pangkal Pinang : PT. Timah (Persero) Tbk.

Bray, R.N. (1979). Dredging Handbook For Engineers. London:Edward Arnold.

Herbich, J.B. (2000). Removal of Contaminated Sediments by Dredging, Handbook of Coastal Engineering. Newyork: McGraw Hill.

Jusufrusfin, B. (1992). Perkapal Kerukan (Ddredging Tecnique). Pangkalpinang, Bangka : PT. Timah (Persero) Tbk.

Panjaitan, MO. (2014). Tekik Operasi Penggalian Kapal Keruk. Pemali : PT Timah (Persero) Tbk.

PT. Timah (Persero) Tbk. (2013). Penambangan Darat dan Laut. Pangkal Pinang: PT. (Timah Persero) Tbk.

PT Timah (Persero) Tbk. (1995).Teknik Pengerukan.Pemali: Pusdiklat PT Timah (Persero) Tbk.

Sujitno, S. (2007). Sejarah Penambangan Timah di Indonesia. Pangkalpinang, Bangka Belitung : PT. Timah (Persero) Tbk

Tim Evaluasi Produksi PT Timah. (2016). Rencana Kerja Kapal Keruk 21 Singkep 1. Laporan Penelitian. Unit Penambangan Laut : PT Timah (Persero Tbk.


Article Metrics

Abstract view : 2122 times
PDF - 660 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.